Aku
pernah memegang pisau, dan dengannya aku pernah ingin mengiris nadi di
lenganku. Tapi apa kau tahu, bahwa tawamu yang terbahak-bahak bagai
setan itu mengurungkan niatku karena ternyata kau sudah menungguku di
gerbang neraka. Aku juga pernah melarikan
diri dengan mobil jeepku, bukan sekedar lari tapi berkelebat cepat
laksana petarung dengan ilmu ginkhang tingkat tinggi pada kecepatan
120km/jam demi mengejar kematian. Tapi apa kau tahu, seringai buasmu bak
serigala setahun tak makan itu membuatku mendadak menginjak rem sampai
habis. Pengejaran ujung nyawa itu berakhir karena aku tak mau mati
demi setan berjubah yang berpesta pora di neraka sana. Sempat terpikir olehku Tuk mengakhiri kehidupan ini Entah setan apa yang meracuni pikiran Hingga mengelabui akal sehat Semua terjadi begitu saja Neraka seolah didepan mata Seakan mengajakku kesana Aku hanyalah segumpal kesepian Yang bisa makan,tidur dan berjalan Aku hanyalah segumpal kesepian Yang dihiasi dosa-dosa bertaburan Dengan secuil amal yang asal-asalan Aku hanyalah segumpal kesepian Yang berkawan dengan keputusasaan Yang berteman dengan kegelisahan Yang bersahabat dengan kebingungan Sekian lama aku berharap apakah ini yang ku dapat senang tak kunjung datang kebencian slalu meliputi sejak dikau pergi raga ini slalu menanti sayang sribu sayang engkau datang bersama lelaki sakit,sakit,sakit hati ini sungguh kejam dirimu mengungkiri janji janji sesuci embun pagi cinta yang murni kian tersakiti apa ini hasil penantian slama ini oh tuhan jika ini takdir yang engkau beri aku iklas aku ridho aku percaya ini jalan yang yang terbaik untuk umat MU yang hina dina ini aku hanya punguk merindukan rembulan hanya berharap tak dapat menggapai bisa melambungkan angan tak dapat mencapai begitulah nasip orang tak punya apa apa berharap puteri menerima apa adanya sungguh langka kini ia bagai kumbang kelana di musim gugur yang tiada bunga ,tiada dedaunan nan hijau yang ada hanya jejatuhan daun kering mentari yang terik menyengat raga oh kumbang kasihan nasip mu sabar tabah iklas lah ini jalan terbaik untuk langkah sayapmu terus kah bertahan sampai musim bunga nan indah harum dan wewangian menyebar ke dalam jiwa sampai kebahagiaan mendatangi hati dan raga Kau tampak berbeda Tak lagi hangat seperti dulu Tampakmu berubah menjadi beku Hingga untuk menyapamu saja aku masih tak kuasa… Semudah inikah kau membiarkanku jauh darimu Mengharapmu dan kau tetap pada pendirianmu Dengan alasan hati yang tak bisa dipaksa Kau menatapkku seolah tak berdaya…. Perpisahan ini menyisahkan asa yang lara Entah mengapa semuanya rapuh Hingga sekeping harapan pun tak tersisa Pergilah cinta Bawa lukaku bersamamu…. Melangkah letih tanpa arah Ditemani sepi yang tak kunjung pudar Hujan pun menangis melihat asaku terluka Dengan setia dia meyakinkanku untuk pergi darimu… Hariku bagai dipenjara Tak ada lagi senyum ceria Hanya kenangan yang tersisa Seraya terhanyut akku menundukkan kepala Menghela nafas untuk keheningan yang melanda… Andai kita masih bisa mengulas kisah Membalikkan pikiran, Mengulang kembali yang telah terjadi Rasanya hati ingin menyentuhmu Mengajakmu kembali ke kisah itu Hingga semuanya terasa lebih indah dan nyata… Namun aku sadar Kadang apa yang kita sentuh Bukanlah hal yang paling indah Melainkan bagaimana cara kita berusaha Meraihnya dengan tak kenal asa… Aku dan kamu sesungguhnya masih saling membutuhkan Tapi perbedaan yang mengahalangi Mengajak kita kearah yang seharusnya tak ditempuh Menutup diri masing-masing Namun tak dipungkiri luka itu membuat kita mengerti Hingga harus jauh seperti ini… Akku ingin memiliki setangkai semanggi berdaun empat Mencoba menela’ah sebuah harapan Menginginkan semua luka ini terhempas oleh indahnya janji Menyambut janji itu datang kembali Inginku merajut asa dalam cita cinta yang abadi.. Selamat tinggal kasih.. Asakku karenamu tak bisa berdalih Jika akku masih inginkan mu kembali Tapi setidaknya caramu membuatkku mengerti cinta yang dulu telah menjadi luka disini…. 1 dalam benakku yang membelenggu Cuma Kamu yg membalut Asakku… Asa dalam diamku.. Sempat terpikir olehku Tuk mengakhiri kehidupan ini Entah setan apa yang meracuni pikiran Hingga mengelabui akal sehat Semua terjadi begitu saja Neraka seolah didepan mata Seakan mengajakku kesana Kutak mampu melewati kerikil kehidupan Semua jalan seperti buntu Hari-hari kujalani penuh keraguan Tanpa pernah merasa bersyukur Dengan segala yang ada Dalam hati bertanya-tanya Tuhan dimanakah engkau Mengapa aku seperti ini Apa karena aku terus menjauhimu? Andaikan harus, Aku beranjak pulang Mestikah ku bawa kerikil - kerikil ini Ketika kaki, Terpaksa juga melangkah Mengapa harus luka yang aku tinggalkan Ratapan, Tak ubah bagai impian Begitu lembut mengoyak nurani ku Banyak ingin terbesit di benak ku Namun semuanya hanyalah bayang - bayang Engkau adalah aura ku Namun englau juga air mata ku Engkaulah hitam ku yang kemarin Benar - benar hitam ku yang kelam Sirna sudah harapanku… Kini engkau tlah dimiliki oleh orang lain… Kini yg ada hanya tetes air mata… Yang menyesali smua ketidak snggupan tuk menyatakan,,,, Perasaan yang ada dlam diri sahabatmu ini,,,,, berjalan di antara kegelapan mlm hanya untuk mencari sebuah tempat bersembunyi langkah yg kian terasa tertatih mengiringi sebuah jejak yg kian terasa lelah takut… gelisah… semua kian terasa nyata hadir bersama sebuah kesunyian yg tak pernah ada ujung tak ada lagi yang mencintai dan tak tau lagi siapa yg di cintai..?? kini yg bisa dilakukan hanyalah menggali lubang kubur menyiapkan kafan untuk mengganti pakaian kumalku… Ditengah malam syahdu nan pekat Ku teringat pada mu, bayangmu Selalu melintas di kelopak mataku Ku coba untuk melupakanmu Namun bayang mu, trus menghampiriku Sunyiku kau tabur bunga rindu Kau bagai angin yang sejukkan Jiwa ragaku… Namun kini, sia-sia sudah mahligai cintaku Mimpi indah tiada lagi, sirna terbakar Kayu arang abu… Ku coba bertanya pada malam Dia membisu Angin berlalupun, tak memberikan Jawaban,, Hanya satu yang terucap Mengapa aku mencintaimu… Dan mengapa aku terlahir untuk terluka… Ku sadar, cinta tak harus memiliki Tapi ku tak bisa, ku tak rela Mungkin ada yang lebih dariku…. Sampai datang masa pertemukan kita Untuk kembali, atau terpisah selamanya… Sungguh hina diriku Mencintai orang yang tak mencintai ku Dan takkan pernah menyayangiku.. Mengapa aku di pertemukan denganmu Musim gugur dihatiku… Seakan tumbuh bersemi Titian cintaku pupus begitu saja Tiadakah iba dihati mu… Tiadakah rasa ntuk ku…. Kau berlalu menuju impian mu yang baru.. Rinduku sudah kau lara… Sayang ku kini t’lah kau buang Mungkinkah aku tercipta Hanya untuk disakiti dan dihina??? Apakah ini suatu cobaan untukku?? Apakah ini suatu goresan hati yang luka?? Yang tak bisa sembuh Walau penawar vdari mana pun… Semoga kau bahagia Tanpa sosok bayanganku… Aku hanyalah segumpal kesepian Yang bisa makan,tidur dan berjalan Aku hanyalah segumpal kesepian Yang dihiasi dosa-dosa bertaburan Dengan secuil amal yang asal-asalan Aku hanyalah segumpal kesepian Yang berkawan dengan keputusasaan Yang berteman dengan kegelisahan Yang bersahabat dengan kebingungan Hari-hari bagai malam tanpa bulan Gelap gulita oleh awan hitam kebencian Gerimis darah dan air mata Menyirami negri yang terluka Tak ada lagi senja yang indah Sirna bersama ramah yang musnah Tak ada lagi damai yang bersemi Lenyap tersapu badai amarah dan benci Malam yang kemudian tiba Hanya mempertebal duka dan menderaskan air mata Bulan enggan keluar Takut kena terkam dendam yang liar Jika esok hari masih menyapa negri Akankah disertai matahari? Ataukah tetap gelap mencekam Bagai malam berselimut kelam |