Senin, 26 November 2012

air mata penyesalan

Allahu Akbar... Allahu Akbar... Allahu Akbar... untuk kesekian kalinya pujian kebesaran itu diucapkan, bersumber dari salah satu menara mesjid yang tidak jauh dari rumah. sesekali suara anak kecil ikut mengucapkan kata per kata pujian itu. sudah barang tentu itu adalah sambutan untuk mengawali bulan puasa atau biasa disebut ramadan.
Aku dan sahabatku Ayub sangat senang menyambut Ramadhan ini. Selain kami bisa beramal, juga karena bisa membeli baju dan celana baru untuk dipakai ketika lebaran nanti.
Hari pertama berpuasa cukup memberatkan bagiku untuk melaksanakannya. Aku masih saja kesulitan menahan lapar dan haus sehari penuh. Jika sedang menjelang siang, rasa haus dan lapar menggerogoti organ-organ dalam tubuhku. Namun itu tidak membuatku menyerah, sesekali mataku tertuju pada jam dinding, melihat waktu yang ditunjukkannya. Berbeda dengan Ayub, sahabatku! Dia sangat kuat dalam menjalani ibadah puasanya. Orangnya pun sangat rajin dalam beribadah. Seperti halnya ramadhan yang lalu, ia tidak mau ketinggalan atau terlambat ke mesjid. Setiap hari ialah yang mengumandangkan adzan. di subuh hari ia terkadang membawakan kultum di mesjid, begitu pula di malam harinya jika tidak ada penceramah. Dia begitu bersemangat menyambutnya. Tak jarang pula ia mengerjakan shalat malam di saat orang-orang sedang asyik terlelap dalam tidurnya. Di luar dari kebiasaan teman sebayanya yang masih berumur 14 tahun. Tapi itulah Ayub, anak yang saleh dari desa kami. Keluarga Ayub memang dikenal sebagai keluarga yang taat dalam beribadah. Kakeknya pun adalah imam mesjid di kampung kami sewaktu beliau masih hidup.
Ayub adalah anak yatim piatu yang ditinggal mati oleh kedua orangtuanya. Ibunya meninggal ketika melahirkan adiknya yang bungsu, si Rizki. Sedangkan bapaknya meninggal ketika hendak pergi melaut sebagai nelayan. Perahu yang dibawa bapaknya tenggelam di terjang oleh buasnya ombak yang tak bertuan itu. Kurang lebih lima hari dilakukan pencarian, barulah jasad yang sudah tak bernyawa itu ditemukan oleh warga yang ikut membantu mencari jasad pak Warman. Tubuhnya sudah membengkak dan biru-biru saat ditemukan. Perahunya pun sudah tak lagi utuh. Semuanya amat berantakan, tak lagi seperti perahu, tapi lebih cocok disebut sebagai potongan-potongan kayu bakar yang dipakai untuk memasak air di rumah. Hanya rumah dan bangkai perahu itu satu-satunya warisan yang ditinggalkan kedua orang tuanya.
Kematian orang tuanya membuat Ayub sangat terpukul. Mengapa tidak? Kakek dan neneknya pun sudah sangat lama meninggalkan mereka, hanya kedua adiknyalah harta yang dia miliki saat ini. Kini, Ayub hidup sebagai anak yatim piatu. Dia harus menjadi kepala rumah tangga diusianya yang masih sangat muda. Dia harus menghidupi kedua adiknya yang masih anak-anak. Namun kehilangan kedua orangtua tak membuat Ayub putus asa dan gentar dalam menjalani takdir hidupnya sebagai anak yatim piatu. Apalagi harus menghidupi kedua adiknya yang masih anak ingusan itu.
Dia anak yang kuat, pekerja keras dan amat disiplin dalam beribadah. Bahkan tak jarang aku iri kepadanya. Kedua orangtuaku sering sekali memujinya dan menyuruhku untuk mencontohi sikap mandiri yang dimiliki Ayub dalam menjalani hidup ini, serta mengikuti perilaku teladannya sebagai remaja yang saleh. Dia menjadi para idaman orang tua. Semua orang di kampungku memujinya dan ingin memiliki anak seperti Ayub.
Orang tuaku sudah menganggapnya anak sendiri. Dia sudah menjadi bagian dari keluargaku sejak ibunya meninggal. Aku sangat bahagia memiliki saudara sekaligus sahabat seperti Ayub, tapi terkadang aku iri kepadanya karena kedua orang tuaku sangat memerhatikannya. Hampir seluruh kasih sayang yang ada, semuanya tercurah untuk Ayub dan kedua adiknya dan adikku. Sedangkan aku hanya mendapat sisa-sisa kasih sayang yang ada dalam keluargaku. Tapi aku tidak pernah mengutarakan keluh kesah itu kepada orang tuaku, karena aku sangat yakin bahwa orangtuaku hanya ingin menghibur Ayub dan adik-adiknya agar tidak larut dalam kesedihannya. Tapi adik bungsunya, Rizki, seringkali manangis dan memanggil-manggil bapak dan ibunya, sehingga membuat Ayub sangat sedih, bahkan tak jarang ia ikut mengeluarkan air mata karena mengingat kedua orang tuanya dan mengenang keluarganya yang dulu bahagia dan harus berakhir duka diusianya yang masih muda serta memikul tanggung jawab sebagai kakak yang menjadi orang tua bagi adik-adiknya.
Kini ia harus memikul beban sebagai kakak yang harus menjadi Ibu dikala adik-adiknya menangis dan menjadi seorang bapak dikala adik-adiknya meminta uang jajan. Atau mungkin orang tuaku menginginkan agar aku seperti Ayub yang taat menunaikan shalat dan tidak selalu bergantung diri kepada orang lain atau dengan kata lain selalu hidup mandiri.
Selama ini, orangtuaku selalu berharap agar aku seperti Ayub, mengikuti kesolehannya dalam beribadah dan patuh kepada orangtua. Dibandingkan dengan aku, untuk berpuasa saja susahnya minta ampun dan shalatku pun seringkali aku loncati. Ditambah lagi, aku yang keras kepala. Tak jarang membentak ibu jika keinginanku tidak dipenuhi. Jika aku marah, biasanya aku pergi dari rumah dan tak akan pulang ke rumah untuk beberapa hari. Aku selalu tinggal di rumah Ayub yang hanya bersebelahan dengan rumahku jika aku minggat dari rumah. Di rumahnya, aku juga sudah seperti keluarga. Waktu ibu dan bapaknya masih hidup, aku mendapat kasih sayang yang sama seperti Ayub. Sama sekali tidak ada perbedaan di antara kami. Tapi kini, mereka sudah pergi meninggalkan kami. Ketika ibu Ayub meninggal, akupun ikut meneteskan air mata layaknya anak kandung menangisi ibunya yang ditinggal pergi. Sejak kecil aku dipelihara oleh orangtua Ayub. Ketika ayah dan ibuku keluar daerah dalam sebuah tugas pekerjaan, aku dititip di rumah Ayub. Waktu kami masih bayi, aku dan Ayub dikatakan saudara kembar. Jika seseorang hendak datang ke rumah Ayub. Ketika kami diberi asi susu ibu atau ditidurkan sama-sama, ”Kata Ibu Ayub”. Karena itu, aku dan Ayub sering dipanggil saudara susu asi dari ibunya dan mendapat kasih sayang yang sama di dalam keluarganya. Jadi tidak heran, jika aku meneteskan air mata dan memanggil dia ibu di akhir hidupnya, ketika ibu Ida meninggalkan kami semua. Mereka pergi dan hanya menyisahkan sabitan duka serta kesedihan yang tak bisa aku ukirkan dengan kata-kata.
Jika aku mengenang mereka air mata ini tidak dapat aku bendung, mengalir deras mengikuti kasih sayangku yang terkubur dalam tanah. Batinku terseok-seok, jiwaku serasa tercabik-cabik. Parahnya lagi, hati kecilku menaruh dendam pada malaikat yang telah merenggutnya dariku. Saat itulah setan menguasai pikiranku. Aku bahkan tak dapat mengendalikan pikiranku yang satu itu. Pikiran itu tidak aku sukai, tapi membuatku tenang jika sudah mengatakannya.
Kini tinggal satu minggu lagi Ramadhan akan usai. Biasanya di kampung kami, para Ibu-ibu sibuk membuat kue untuk persiapan dalam menyambut hari lebaran nanti. Di waktu lebaran akan banyak kalangan yang datang untuk bersilaturahmi, baik itu keluarga, teman, atau para tetangga di kampung berkunjung untuk saling bermaaf-maafan ke rumah-rumah penduduk.
Anak-anak, remaja, dan orang dewasa biasanya berpakaian serba baru dalam menyambut hari lebaran itu. Akupun tidak mau ketinggalan untuk tidak berpakaian serba baru di hari lebaran nanti. Maka aku segera menghampiri ibu yang sedang sibuk mengaduk terigu untuk dijadikannya kue. Tapi ibu bilang, ia tidak mempunyai uang untuk membeli pakaian baru untukku.
”Nak! Aku sudah tidak punya uang lagi. Uang Ibu sudah terpakai untuk membeli minyak, telur, dan terigu dan sebagainya!” Kata Ibu. ”Kamu kan sudah besar, apalagi masih punya pakaian di lemari yang masih terbilang baru. Itu saja kamu pakai untuk lebaran nanti.” Seru Ibu padaku!
”Tapi aku mau baju yang baru, Bu! Pintaku! ”
”Tapi ibu sudah tidak punya lagi uang untuk belikan kamu pakaian baru. Adikmu saja tidak aku belikan, kok!” jawab ibu! Memberiku pengertian. ”Jadi kamu tidak usah dibelikan juga...” Kata ibuku lagi!
Karena Ibu tidak mau membelikan pakaian baru. Maka aku membentak ibu dan memukul pintu rumah, lalu pergi. Ia tak memerdulikan tingkahku saat itu, walau ia merasa tidak aku hargai sebagai orang tuanya. Ia tetap melanjutkan pekerjaannya dan hanya menggelengkan kepala.
”Ah...! Ibu memang pelit sama aku, setiap ada yang aku inginkan, ibu tidak pernah memenuhinya.” Kataku! Lalu pergi dari hadapannya dengan muka yang sangat kecewa dan marah. Aku yang puasa saat itu tidak lagi menyadari kelakuanku pada ibu. Padahal, orang-orang bilang ”dalam berpuasa kita harus menjaga diri dari hal yang membatalkan- nya. Karena itu dapat membatalkan puasa seseorang.” Namun dalam keadaan tidak terkuasai, aku meluapkan amarahku begitu saja tanpa menahannya sedikitpun. Namun aku tetap berpuasa meski sudah marah.
Seperti biasa, aku minggat lagi dari rumah dan tak mau pulang untuk beberapa hari. Hingga satu malam, di mana orang-orang sudah terlelap tidur. Diam-diam Ayub kepemakaman Ibu dan bapaknya yang hanya terletak di belakang rumahnya. Di sana, ia duduk termenung lama, membersihkan pemakaman orangtuanya dan sesekali ia menatap ke langit, seolah ia menuntut keadilan di atas sana. Kemudian ia kembali menundukkan kepalanya. Tangannya meremas tanah kuburan, sangat erat, menunjukkan seperti ia ingin marah pada sesuatu. Dipukulkannya tanah yang ia digenggam dengan penuh amarah, hingga akhirnya ia meneteskan air mata membasahi tanah pemakaman orangtuanya. linangan airmatanya mengguyur batu nisan Ibunya. Ia berteriak tapi tak mengeluarkan suara. Teriakan itu ditujukan pada suatu yang ia temani bicara dalam dirinya, ”Tuhan?” tebakku. Jiwanya seperti dipenuhi insting ketuhanan. Pandangannya tertuju ke langit dan tangan tengadah ia sodorkan, layaknya orang yang sedang berdoa dan berkata:
Tuhan...
Adikku berkata tadi sore: Kak! Aku juga mau berpakaian baru seperti anak-anak yang lainnya. Tolong belikan aku juga ya Kak...!” Katanya.
Apa yang harus aku lakukan, Tuhan...?Aku tidak mempunyai uang untuk membelikan adik-adikku pakaian baru itu. Untuk makan saja aku harus bekerja keras demi sesuap nasi.
Andaikan saja Ibu dan bapakku masih hidup, adik-adikku tidak akan pernah meminta kepadaku untuk dibelikannya pakaian baru-Mu.
Tapi aku juga tidak menginginkan pakain baru itu. Yang aku inginkan sekarang ibu dan bapakku berada disampingku, mencium keningku dan memelukku untuk malam ini saja, meski itu cuma dalam mimpi, Tuhan!
Andai saja Kau mau mengabulkan doaku yang satu ini, Tuhan! Pintanya!
Aku yang mengintipnya dibalik dinding rumahnya. Menyaksikan sedari tadi ia mengadukan keinginan adik-adiknya di atas pemakaman oarngtuanya, aku turut menangis dibuatnya. Selama ini, aku pikir ia sangat tegar menghadapi cobaan ini karena ditinggal mati oleh orang yang paling disayanginya, tapi ternyata aku salah. Ia hanyalah laki-laki yang sama denganku. Bedanya, ia selalu menyembunyikan kesedihan- nya dari orang-orang sekitar, atau ia hanya tak mau terlihat di depan adik-adiknya terlihat sedih karena takut akan mengingatkan mereka akan orang tuanya. Tapi aku sangat berterima kasih padanya karena telah membuka cakrawala hidupku yang selama ini aku anggap benar tapi ternyata salah.
Teringat akan ibu, aku tinggalkan Ayub sendirian yang masih berada di pekuburan ibu bapaknya dan aku tak mau mengganggunya. Akupun kembali ke rumah di tengah malam yang tandus. Aku tak tahu mengapa aku ingin sekali pulang ke rumah. Walau aku tahu, pintu rumahku sudah pasti terkunci, tapi aku tetap berniat untuk kembali ke rumah lewat jendela kamar yang sudah pernah aku rusak dulu. Akupun memanjaki jendela kamar tidurku. Setelah masuk, aku terus berjalan melewati ruang tamu dan masuk ke kamar ibu dan bapakku yang sedang tertidur pulas. Aku berdiri sejenak memandangi ibu, lalu air mataku menyembur membasahi punggung kakinya, kemudian aku mencium kedua kaki ibu lalu kukecup kening ibu sambil menangis dan berkata:
”Tuhan... Terima kasih Engkau masih memberiku seorang ibu dan ayah yang masih menyayangi dan mendampingiku hingga saat ini. Terima kasih Tuhan..!” Gumamku. Air mata mengalir deras seperti penyesalanku karena telah melukai hati ibu selama ini. Tanpa sadar aku peluk ibu erat, airmataku tak dapat aku bendung...
****

Minggu, 25 November 2012

entahlah

hari ini gue seneng bgt bisa nonton trofeo persija ... ya gue nekat cabut dr tmpt gawe kaga bilang2 ma bos gue pdhl gue udah tau resiko nye bakal kaya gmn k depan nye ahhhh bodo amat yg penting inti nye persija... hahahah
gue cabut dr gawean pas ujan deres bgt nah mang itu harapan gue turun hujan pas mau jam2 pertandingan akhirnya allah kabulin juga doa gue hahaha *maksih ya allah :)
iyaa gue cabut lwt pintu belakang kantor..langsung ajah gue lari wlwpun lg ujan gede juga boam lah , nyampe PGC gue k toilet dlu buat ganti baju pake artibut persija kesayangan gue hahaha cussss dah k halte busway :D
nyampe d GBK gue ktmu ama si denny n rully d lapak nye kemal n mrk juga lg nunggu anak2 jawpfc...beberapa menit kemudian nongol dah dedengkot jawpfc ada si alay,okta,didy,aris,didot, ama madun ... sprti biasa jawpfc mang kalo udah kumpul suka heboh sendiri hahaha bercandaan dlu nglepas rasa kangen ama tmn2 :)
jam 2 gue OTW k dlm stadion...ehh tiba d dpn pintu 3 pintu nye blm d buka terpaksa deh ngantri dulu hmmm 1 hal menguji kesabaran n rasa kangen ama eruofia jakmania n persija huft -.-
stlah nunggu skitar 20 menit akhirnye pintu d buka juga n horeeeee gue udah tiba d tmpat biasa , tmpt yg jd awal kumpul nye jawpfc yaitu sektor 6 hahaaha
udah stanby d tmpt biasa sambil nunggu pertandingan d mulai anak2 pda bercanda n saling ce'engan mulu ampe ngakak png kencing haha apalagi si alay ma si okta udah abis d cengin mulu ama si didot hahaha...tapi ga lama ada yg menarik jg tuh pas si denny yg ada d blkang gue bisik2 k gue kalo ada cwe dduk d sblh atas kanan yg dr td ngliatin gue mulu...nah gue liat eh ternyata eh si a***a huuus sumpah lngsung bete dah gue pas gue ama dy saling liat dy malah lngsung nyamperin gue trs salaman gitu ...
a : apa kabar det..???
gue : bae kok...
a :oiya kenalin nih cwo gue...anak jakampus
gue : ohh...*smbil salaman ama tuh cwo
a : cewe lu anak mana skrng det ???
gue : lagi sendiri ajah ...
didot lngsung nyamber...
didot : si dhodet mah jomblo ngenes hahahaha
det : jomblo halal kok dot *muka asem
a : ohh soryyy...gue cma bisa berdoa moga lu cpt dpt pacar biar ga d bilang jomblo ngenes kaya td kata tmn lu
gue : amin , insya alllah:)

dlm hati gue *nie anak cuma mau pamer n ngeledek gue* kamprettt bgt dah :(
smpet juga sih gue kepikiran td tuh knp gue ga nyari cewe lg ajah ... ahhh ogahhh bgt dah gue ga ada niat sama skali buat pacaran gue png nye nikah ajah , ahhh sudah lah lupain ajah skrng wktu nye happy waktu nye #PersijaDay
pertandingan pun d mulai persija vs persisam ya wlwpun cuma gol bunuh diri n persija sllu k serang mulu tapi gue salut ama perjungan pemain persija patut d kasih nilai 9 menurut gue sih :)
pertandingan k dua arema vs persisam
lahhh anak2 the jak pada ngbrol n duduk smua ywdh gue jg ikutan dduk n ngbrol hahahha...
nah d tengah2 obrolan anak2 jawpfc tiba2 si alay nyeletuk ""woyy si madun putus yee ma si ega hahahaha puk puk...wkwkwkwkwk wah parah lu lay "kata gue
madun : aisssss gue ga mau ikutan dhodet ya jd jomblo...gue baru ajah balikan lg ama dy semalem hahaha
gue : huuuuuuuuuu gue lagi gue lagiii :( *sabar det
didot : ehhhhhhh dun jng ngledek si dhodet mulu kasian dy d sini cma dy doang yg jomblo hahahaha
gue : *hening ... tiba2 mikir .."iye ya gue doang d sini yg sttus nye jomblo lah yg laen mah pda pny pacar smua :(
alay : jng kelamaan jomblo det ntar kaya ayam gue noh yg d rumah cma 1 jantan doang ga lam mati karna ga ada betina nye hahahahaha
semua nye pada ngtawain gue apalagi si okta kalo ktawa udah kaya kuntilanak :(
udahhh skrng wktu nye fokus k persija bntr lg mau final nie keep oren mau manjat pagar lg nie ultras men ultras hahahaha
persija vs arema
wow nie pertandingan seru abis nie persija mampu imbangin permainan arema yg hmpir semua pemain bintang wow bgt dah...
goLLLLLLLLLLLLLLL....the jak tiba2 d kagetin ama gol cantik tendangan bebas dr pemain anyar anindito luarrrrrrrrrrr biasaaaaaaaaaaa :D
red flred,smoke bomb , petasan nyala semuaaaaaaaaaa sorak sorak bergembiraaaa :D
ga lama kemudian pemain arema berhasil jebol gawang persija skor pun jadi 1-1 :(
ayoooo macan kemayoran pantang mundur..pantang mundur..." begitu nyanyian balasan dr jakmania k aremania yg lg nyanyi pas pemain nye nyetak gol :D
permainan pun berjalan dlm tempo cpt...persija hampir kewalahan nahan gempuran dr arema...hmmm emang udah takdir buat persija juara gol yg d nanti pu akhir nya tercipta juga leat kaki rahmat affandi stlah nerima assits dr pedro javier.....gollllll yg sangat berkelas
"siapa yg suru dtng k jkrt...siapa yg suru melawan persija''
begitulah nyanyian jakmania hahahaha puk.puk aremania :D
prittttt...prittt...prittttttttttttttt
duarrrrr duarrrr duarrrr suara petasan n nyala terang nya red fladre menyambut hasil positif persija yg menang 2-1 atas arema horeeee
persija the winner champions troffeo #84thnpersija pesta poraaaa
selamatttt ya buat persija :) kami the jakmania sllu mendukungmu :)

slesai pesta pora gue lngsung chaos k luar menuju hall basket bareng ama si madun n didot...yg laen katanye nyusul ,
nah pas udah nyampe d hal basket gue beli kopi nroko smbil nongkrong d dpn gerbang 1 hall basket....satu per satu pun anak jawofc berdatangan n kumpul kembali tapi ini nambah 3 org , ada si jay,cha ndut ama bang puji n pacar nye :)
nah ini dy yg bikin suasana hati gue seneng amat luar biasa...gue ngliat si embem nah so pasti pikiran gue lngsung k si rara gue yakin pasti ada si rara nye juga ... gue bangun dr duduk gue n spik k anak2 mau beli gorengan baru ajah jln 4 langkah beuhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh dunia serasa gempa bgt ampe gue mau jatoh gue liat d dpn mata gue berhadapan ama si rara :D *lebay
hampir ajah gue gue nabrak dy kalo gue ga lngsung reflek langkah gue mngkin gue udah nabrak dy...gue liatin terus dy nye kebetulan mang dy jalan agak lambat karna mang lg banyak org n lewat pun agak susah .... huuuu ya allah nie dia cwe yg slama ni gue kagumin...suerrr manis bgt dy ya allah,sungguh indah nya ciptaan mu ya allah :)
mulut gue pun udah ga sabar bgt png negor dy tapi gue ngrasa ga pede -.-
gue cuma bisa diem ngliat dy lwt dpn gue ... tapi jujur gue seneng bgt bisa liat dy wlwpun dy ga tau kalo ada gue d dpn nye :)
ampe skrng pun ngrasa kaya mimpi ngliat liat dy ... wajah nye ajah msh kebayang mulu d pikiran gue :D hahaha
skrng gue galau...sampe tulisan nie gue ketikpun gue masih ajah berkhayal apa bisa dy jd milik gue ??? ah ga mungkin...dy kan msh png ngrasain pacaran sdngkan gue udah ga mau :(
mang kadang gue suka skit hati d bilang jomblo mulu n gue pun kadang suka iri ama mrk yg pda pny pacar , seakan2 hdup mrk tuh sllu bahagia karna pasti ada ssorg yg semangatin mrk :(
tapi gue ttep ga mau...gue msh fokus ama belajar agama  :(
allah mang ngasih anugrah cinta buat manusia ... tapi manusia lah yg udah salah artikan nye
allah ngasih cinta ntu buat nyatuin cwe n cwo yg hanya terucap lwt ijab qablu bkan dr kata i love you :(
allah tu cuma ngasih 1 cinta sejati d hati manusia bkan cinta pertama ,kedua,ketiga, dan seterus nye tar pas udah nikah baru bilang cinta sejati :(
jdi allah ntu haramkan buat pacaran n allah halalkan buat mrk yg menikah :) bgtu sob artinye cinta ntu hahahaha


ya allah , maliq cuma png rara ajah ya allah yg jd pedamping liq
siapa pun dy...bgaimana pun sttus dy , seperti apapun masa lalu dy n masa dpn dy liq pasti bakal terima dy apa adanya :)
 ya allah
tolong tebarkan rasa cinta liq d hati dy ... :)
ya allah
bawa dan sampaikan lah untuk dy bahwa hati liq yg sllu mengagumi dy :)

buat rara :
ra...lu boleh ajah marah ama gue bahkan buat benci ama gue karna kehadiran gue d hidup lu...karna lu pny alesan buat itu :)
tapi satu hal yg perlu lu tau dr gue bahwa gue ga ada niat sedikitpun bikin lu benci ama gue :)
  

                                                         -sekian_hatur nuhun-


Selasa, 13 November 2012

Move On

Kita sepakat bahwa kehidupan tidak selalu diisi dengan sesuatu yang indah. Terkadang beberapa kegagalan, kesedihan, ataupun peristiwa pahit lainnya pasti pernah menghampiri kehidupan seorang manusia. Biasanya kegagalan maupun kesedihan yang menyesakkan itu berkisar tentang cinta, kematian, karir dan pengkhianatan (persahabatan). Peristiwa seperti itu akan membekas dalam ingatan kita, mau atau tidak mau, karena kita punya hati dan akal pikiran. Masalahnya adalah kebanyakan orang lebih suka ‘bermesraan’ dengan masa lalu seperti itu, baik disengaja ataupun tidak. Mungkin akan sulit atau bahkan mustahil jika kita menuntut diri kita untuk melupakan masa lalu seperti itu. Kenapa mustahil? Pertama, karena hal itu sudah terjadi dan tidak akan bisa dihapus. Sampai saat ini tidak ada satu pun manusia yang bisa menghapus masa lalunya, walaupun hanya untuk satu detik saja. Jadi kalau Anda berharap bahwa Anda bisa menghapus masa lalu Anda tersebut maka itu sungguh tindakan yang bodoh. Kedua, semakin Anda berusaha untuk melupakan, sejatinya Anda sedang bekerja keras untuk mengingatnya. Kehidupan ini bergerak mengikuti hukum alam. Salah satu hukum alam yang pasti berlaku adalah gaya dorong. Setiap benda di alam ini pada dasarnya mempunyai sifat untuk mempertahankan posisinya. Jadi ketika Anda mencoba mendorong sesuatu, maka sesuatu tersebut sebenarnya sedang mendorong Anda juga. Pun demikian dengan masa lalu. Semakin kuat dorongan Anda untuk menyingkirkannya dalam kehidupan, pada kenyataannya ia juga akan mendorong Anda agar ia bisa tetap eksis dalam kehidupan Anda. Jadi kalau masa lalu itu tidak bisa dihapus dan dilupakan, bagaimana kita bisa nyaman menjalani hidup? Satu hal yang perlu kita sadari adalah kita telah berutang banyak pada masa lalu. Kita berutang pada semua masa lalu, entah itu kenangan yang membahagiakan, menyesakkan dada, mengharubirukan perasaan bahkan juga pada kenangan yang sangat menyakitkan. Berkat masa lalu tersebut kita masih bisa hidup sampai saat ini, kita bisa menjadi diri kita saat ini, dan masa lalu itu juga membentuk sifat-sifat kita saat ini. Dia telah memberikan kita sebuah identitas serta sifat, entah identitas yang kita inginkan atau bukan, sifat yang kita harapkan atau tidak. Yang jelas masa lalu telah memberikan kita jiwa. Karena manusia tanpa identitas dan masa lalu, maka kita menganggap bahwa dia tidak pernah hidup sebelumnya. Maka, hal pertama yang harus kita lakukan adalah berterimakasih pada masa lalu kita. Tidak pernah ada satu pun manusia yang tidak pernah mengalami kegagalan. Coba Anda baca biografi tokoh-tokoh yang berpengaruh di dunia, pasti tak ada satu pun tokoh yang hidupnya 100% selalu sukses. Bahkan Rasulullah Shalallahu alaihi wa salam pun pernah mengalami kegagalan ketika perang Uhud. Jadi sebenarnya kegagalan itu adalah hal yang lumrah, biasa, dan lazim dalam kehidupan. Jika mereka yang besar dan hebat saja masih mempunyai catatan kegagalan, apalagi kita yang masih merangkak menuju kedewasaan. Yang membuat perbedaan kita dengan orang-orang sukses tersebut adalah bahwa tokoh- tokoh tersebut berusaha untuk berdamai dan merasa memiliki masa lalu mereka. Mereka tidak sibuk untuk melawan masa lalu melainkan senantiasa menyiapkan diri untuk masa depan. Mereka bersahabat dengan masa lalu mereka, karena mereka paham jika mereka tak bersahabat dengan masa lalu sesungguhnya mereka akan menjadi musuh bagi masa lalunya. Ketika mereka bersahabat dengan masa lalu tersebut, mereka tidak punya waktu untuk mengutuknya, alih- alih mengutuknya mereka justru belajar dan berinteraksi dengan kenangan-kenangan tadi agar bisa menjadi pribadi yang lebih hebat di masa datang. Jadi, langkah kedua yang harus kita lakukan adalah berdamai dan bersahabat dengan masa lalu kita. Kegagalan adalah cara Allah memberitahumu bagaimana melakukan sesuatu dengan benar. Kebanyakan dari kita menghakimi masa lalu yang pahit sebagai kutukan pada kehidupan kita. Padahal bukan itu yang diinginkan oleh Dia Yang Maha Penyanyang. Dia Yang Maha Baik, tidak mungkin memberi kegagalan pada makhlukNya dengan maksud agar makhlukNya tersebut dibenamkan pada kehancuran. Namun banyak manusia menganggap bahwa kegagalan mereka adalah sebuah rencana Allah untuk menjerumuskannya pada kebinasaan. Maka banyak kita lihat manusia yang mengutuk kehidupannya berakhir dengan tragis hanya karena persangkaan dirinya sendiri. Maka cobalah untuk bersangka baik. Ya, bersangka baik pada masa lalu adalah langkah ketiga untuk terus melaju dalam kehidupan yang indah ini. Bersangka baik pada masa lalu kita justru akan membuat kita lebih siap menghadapi masa depan. Bahkan lebih dari itu, dengan bersangka baik sesungguhnya kita akan membuka pintu-pintu hikmah yang tak bisa terlihat oleh mereka yang meratap dan bersu’udzhon pada hidupnya. Umar Ibnu Khattab radhiyallah ‘anhu tidak akan pernah menemukan dirinya berada pada 10 orang yang dijamin masuk surga jika beliau terus menerus menyalahkan masa lalunya yang kelam. Thomas Alfa Edisson tak akan pernah menemukan bola lampu jika dia selalu mengutuk kegagalan- kegagalan yang dialaminya. Albert Einstein tak akan pernah bisa semasyhur saat ini jika dia bersangka buruk pada kehidupan masa kecilnya. Begitu pun kita, jika tak pernah memiliki perasaan yang baik pada apa yang telah kita lalui, maka selamanya kita akan terkekang dalam keburukan masa lalu kita. Setelah kita berterimakasih pada masa lalu kita, berdamai dan bersahabat dengannya, lalu bersangka baik padanya, maka hal terakhir yang harus dan sungguh harus kita lakukan adalah melanjutkan hidup kita dengan sebaik-baiknya. Meminjam istilah anak muda saat ini, maka kita harus move on, beralih pada fokus hidup kita yang lain. Terlalu lama berinteraksi dengan masa lalu kita hanya akan menimbulkan penyesalan yang mendalam tanpa menghasilkan apapun. Mengingat keindahan masa lalu itu baik jika hanya untuk menumbuhkan motivasi. Namun yang lebih penting dari itu adalah menyiapkan diri untuk menghadapi masa depan. Untuk menyiapkan masa depan maka Anda butuh mind set atau pola pikir. Lalu untuk menyiapkan pola pikir tersebut, Anda butuh masa lalu Anda sebagai informasi. Cukuplah masa lalu Anda dihadirkan sebagai informan, bukan sebagai tujuan. Setelah Anda menetapkan pola pikir yang Anda butuhkan, maka Anda siap untuk memulai hidup Anda yang baru. Meminjam salah satu kata bijak yang saya temukan di dunia maya, saya berharap kita bisa memanfaatkan masa lalu kita untuk kehidupan yang lebih baik. Karena sejatinya, memang masa lalu diciptakan untuk menyokong masa depan kita, bukan untuk meruntuhkan impian kita. Selamat move on. Semoga kita semua selalu dimudahkan dalam kebaikan. “Kegagalan adalah peluang untuk hal yang lebih baik. Kegagalan adalah batu loncatan untuk pengalaman yang berharga. Suatu hari nanti Anda akan bersyukur untuk beberapa kegagalan yang Anda alami. Percayalah, ketika satu pintu tertutup untuk Anda, sebenarnya pintu yang lain selalu terbuka”.