Haii.... gue gak ada kerjaan nieh!! oh, ya bagi aku mau bagi informasi
tentang Amy Lynn Lee, vokalis dan pianis band rock Evanescence. bagi
kalian penggmar Evanescence nieh aku punya fakta tentang Amy Lee.
-Amy lahir di rumah sakit parkview, berzodiak sagitarius, lahir di tahun ayam.
-Amy dinamai seperti lagu tahun 70-an yang dibawakan oleh Pure Prairie League "Amie".
-Amy mengatakan bahwa warisannya sebagian besar dari Skotlandia dan Inggris
-ketika Amy di sekolah menengah, dia bilang kalau dia kelebihan berat
badan alias gendut dan rambutnya "poofy"
-saat berpindah-pindah tempat tinggal, Amy menghadiri acara di sekolah SMP-nya
di mana dia bertemu dengan salah satu "musuh" masa kecilnya, Christina. Christina
pernah merobek gambar-gambar Amy di buku gambar, selagi dia pergi.
-di SMA, Amy aktif ikut paduan suara dan drama. Dia juga menjabat sebagai presiden
paduan suara. Saat disana, dia menulis lagu "Listen To The Rain" yang dibawakan
oleh Paduan suara Akademi Pulaski.
-menurut Maximum Evanescence, Ben Moody membawa Amy menghadiri pesta perpisahan
senior di SMA. Selama itu, Ben dan Amy memiliki hubungan seperti kakak-adik yang sangat dekat
-Hubungan romantis masa lalu termasuk Ben Moody dan Shaun Morgan, tapi
Amy menikah dengan seorang teman lama, Josh Hartzler, seorang terapis 29
tahun pada 6 mei 2007, saat ini dia tinggal di Manhattan.
-lagu favorit Amy di album Fallen, Going Under. Amy menyukai penampilan live-nya saat
membawakan lagu Your Star.
-Amy lebih memilih tinggal dirumah atau di satu tempat, tapi dia masih suka tour
-Jika ia tidak berada di dunia hiburan, Amy akan membantu orang dengan menjadi
perawat atau pekerja sosial. Terutama membantu anak-anak terlantar.
-sebelum Evanescence manggung, Amy bekerja paruh waktu sebagai pelayan restoran
-Ketika Amy muda, dia ingin menjadi dokter hewan, sampai ayahnya menunjukkan
kepadanya sebuah operasi anjing di Discovery Channel.
-Album pertama yang dimiliki Amy adalah California Raisins. Michael Jackson idola Amy saat beranjak dewasa.
-Lagu favorit Amy tahun 80-an adalah "Everything She Wants" oleh Wham!.
-Amy membenci "Who Let The Dogs Out" oleh Baha Men.
-Amy mengaku mendengarkan lagu Mariah Carey.
-Amy suka salah satu lagu dari Lisa Gerrard.
-Salah satu film favorite Amy "An American Tail"
-film favorite Amy "Nightmare Before Christmas"
-Film zombie favorite Amy "Dead Alive"
-Film Johnny Depp favorite Amy "Edward Scissorhands"
-aktor favorite Amy Giovanni Ribisi dan Johnny Depp
5 top film horror versi Amy :
1.Nightmare Before Christmas
2.Halloween
3.Carrie
4.Psycho
5.The Birds
-Amy dulu memiliki kucing bernama Fievel. Dia menemukannya di selokan, dan ia sekarang tinggal bersama keluarganya.
Amy kemudian memiliki kucing bernama Nol, mati saat bertemu coyote(sejenis rubah)
Amy sekarang memiliki beberapa kucing, salah satunya adalah kucing Bengal.
Amy memiliki dua kucing bernama Stella dan Shermie
-Amy alergi lobster, jika dia makan dia bisa koma. pantai adalah salah satu tempat favorit Amy. dia menyukai lautan.
-liburan favorit amy halloween
-era favorite amy adalah era Victorian karena memiliki pakaian yang keren
-satu hal yang akan dibawa Amy saat ke pulau terpencil yaitu piano
-Amy adalah anggota Evanescence terpendek dulu sampai sekarang
-Amy berkunjung ke Haunted Mansion di Disney World, sebanyak satu juta kali
-selebriti paling memalukan menurut Amy adalah Corey Feldman dari The Goonies
-Amy pikir bajak laut lebih baik dari ninja
-Warna favorite Amy adalah aqua
-Dalam lelang kotak makan siang tahunan, kotak makan siang Amy memiliki tawaran tertinggi dari semua kotak makan siang.
-dia menyukai makanan apapun buatan ayahnya
-minuman favorite Amy adala Anggur Merah
-Amy Lee memiliki suara lyric mezzo-soprano, vocal rangenya 3 oktaf dan satu
semitone.dia divoting sebagai penyanyi rock terseksi nomor satu diikuti Hayley William dinomor 2.
-dia bernyanyi lagu ephiphany dengan Aaron Lewis di My Coke Fest 2007 yg diselenggarakan di Johannesburg,Africa Selatan.
-pada Grammy Award ke-50,Amy mengungkapkan bahwa ia bekerja keras belajar harpa, berlatih 2 jam
sehari.
-dia tak punya akun facebook dan myspace, tapi dia punya twitter @AmyLeeEV
bagaimana? sudah taukan fakta Amy Lee.... :D
so, pasti kalian menyukai suara lembut Amy Lee yg bisa berubah sesuai dengan irama lagu...
Selasa, 24 Januari 2012
Jumat, 13 Januari 2012
puisi galau :D
Setiap jejak langkah yang bergulir seiring dengan jalannya waktu
Menghantarkanku ke dunia yang semakin tak ku tahu
Di mana begitu banyak keanehan, begitu pekat keterasingan
Mereka yang berbicara dengan manisnya kata
Mereka yang bersembunyi di balik indahnya lara
Mereka yang menghujam perih yang selama ini rentah di belantara
Tragisnya, mereka pula yang menjadi peri di dunia fana
Segala sketsa perihal kebahagiaan membelah tabir kehidupan
Akankah benar bahagia?
Aku menyanyikan amarahku..
Aku menari di atas kegundahanku...
Aku berjalan di batas sadarku
Dan aku melihat dunia dengan tawa kecil mengihasi dukaku...
Suatu fatamorgana yang diatur sedemikian peliknya
Suatu mahakarya yang tiada duanya...
Kenapa tidak kita jadikan saja ini sebagai cerita sedih suatu panggung boneka?
Terdengar begitu komersil untuk dipertontonkan..
Jiwa yang terlunta...
Siapa yang terluka...
Akankah Kau berhenti bermain Tuhan?
Menghantarkanku ke dunia yang semakin tak ku tahu
Di mana begitu banyak keanehan, begitu pekat keterasingan
Mereka yang berbicara dengan manisnya kata
Mereka yang bersembunyi di balik indahnya lara
Mereka yang menghujam perih yang selama ini rentah di belantara
Tragisnya, mereka pula yang menjadi peri di dunia fana
Segala sketsa perihal kebahagiaan membelah tabir kehidupan
Akankah benar bahagia?
Aku menyanyikan amarahku..
Aku menari di atas kegundahanku...
Aku berjalan di batas sadarku
Dan aku melihat dunia dengan tawa kecil mengihasi dukaku...
Suatu fatamorgana yang diatur sedemikian peliknya
Suatu mahakarya yang tiada duanya...
Kenapa tidak kita jadikan saja ini sebagai cerita sedih suatu panggung boneka?
Terdengar begitu komersil untuk dipertontonkan..
Jiwa yang terlunta...
Siapa yang terluka...
Akankah Kau berhenti bermain Tuhan?
Rabu, 04 Januari 2012
-Jagalah dia Untukku-
Hari ini aku sangat senang, aku
habis jalan-jalan dengan Deni, orang yang aku sayangi. Hari-hariku
terasa bahagia dengan kehadirannya. Oh ya... aku adalah Nada, aku
mempunyai saudara kembar bernama Nida. Wajah kami tidak begitu mirip,
karena kami tidak kembar identik. Aku dan Nida tak dapat terpisahkan,
dari kecil kami selalu bersama-sama, pakaian kami selalu sama. Orang
tuaku tidak pernah pilih kasih pada kami, tidak membeda-bedakan kami
berdua. Aku termasuk orang yang aktif dan ceria, sedangkan kembaranku
lebih pendiam.
***
Akhir-akhir ini aku sering merasakan sakit di kepalaku. Seperti hari ini, saat aku sedang menjelaskan di depan kelas, kepalaku sangat sakit, tiba-tiba pandanganku buram dan gubrak.... aku pingsan. Teman-teman dan guruku terkejut dan langsung membawaku ke UKS.
Saat aku sadar, Deni dan Nida sudah ada di sampingku.
“syukurlah, kamu sudah sadar” kata Deni.
“aku dimana? Kenapa aku disini?” aku bangkit sambil memegangi kepalaku yang masih sedikit sakit.
“tadi kamu pingsan Nad” kata Deni.
“iya Nad, tadi kamu pingsan saat menjelaskan di depan kelas” Nida menambahkan.
“aku ingat tadi aku menjelaskan di depan kelas, tapi aku tidak ingat lagi setelah itu”
“ya sudah, sekarang kamu istirahat saja” kata Deni.
“iya, Nad” Nisa menambahkan.
***
Karena akhir-akhir ini kepalaku sering sakit, aku memutuskan untuk memeriksakannya ke rumah sakit. Tapi aku tidak memberitahu Nida apalagi orang tuaku. Aku takut mereka mengkhawatirkanku.
“silakan duduk, nak Nada”
“terimakasih dok. Bagaimana hasilnya? Saya baik-baik saja bukan?”
“sebentar” dokter mengamati hasil pemeriksaanku.
“maaf nak Nada sepertinya saya harus memberitahukan ini langsung pada orang tua anda, karena ini sangat serius”
“memangnya kenapa dok? Sampaikan saja pada saya, nanti akan saya sampaikan pada orang tua saya”
“baiklah” dokter menghela napas. “nak Nada anda harus tabah, anda terserang penyakit kanker otak stadium akhir” jelas dokter.
Aku sangat terkejut mendengar penjelasan dokter. Seluruh badanku lemas. Aku belum bisa berkata-kata.
“penyakit ini sangat sukar untuk di sembuhkan, apalagi sudah stadium akhir”
“bagaimana dengan saya dokter?”
“saya hanya bisa memberikan obat untuk memperlambat perkembangan kanker itu, selebihnya kita serahkan pada Tuhan”
Aku menitikkan air mata. Kenyataan ini seperti mimpi.
***
Sekarang aku sering menyendiri dan diam. Ceriaku hilang setelah aku tahu kenyataan ini. Tentu orang yang pertama kali menyadari perubahanku adalah Nida.
“kamu kenapa Nad? Kok jadi diam begini.”
“aku nggak papa kok, cuman gak bersemangat aja”
“bener?”
“iya Nid, kamu tenang aja”
Hampir semua orang bertanya mengapa aku berubah. Mereka heran tidak ada lagi Nada yang ceria, sekarang menjadi Nada yang pendiam. Nida, orang tuaku, Deni dan semua teman-temanku mulai menyadari perubahanku ini. Saat mereka menanyakan hal ini padaku, aku hanya mencari-cari alasan yang masuk akal. Aku tahu, aku telah membohongi mereka semua. Maafkan aku. Aku tahu lambat laun mereka mengetahui penyakitku ini. Tapi sekarang aku belum siap memberitahu mereka, biarlah aku menanggung penyakitku sendiri.
***
Sudah dua bulan aku menyembunyikan penyakitku ini. Aku semakin tersiksa. Aku semakin sering pusing, mimisan, dan pingsan. Orang-orang di sekitarku semakin mencurigaiku, tapi aku masih bisa menyimpan dengan rapat hal ini dari mereka. Sampai suatu saat mama ke kamarku dan ia melihatku sudah tergeletak di lantai dan darah keluar ari hidungku.
Orang tuaku segera membawaku ke rumah sakit terdekat. Aku tek sadarkan diri beberapa hari. Dan saat aku dibawa ke rumah sakit, orang tuaku bertanya tentang keadaanku pada dokter.
“sebenarnya ada apa dok dengan anak saya?” tanya papa.
“iya dok, mengapa seringkali Nada pingsan dan mimisan?” tambah mama.
“maafkan saya bu, saya baru bisa memberitahu bapak dan ibu sekarang” aku memang meminta dokter untuk merahasiakan ini dari siapapun.
“Nada mengidap penyakit kanker otak stadium akhir”
Mamaku langsung menangis nendengar penjelasan dokter. Ia tidak percaya.
Papa berusaha tabah. “bagaimana keadaannya sekarang?”
“kanker otak itu semakin berkembang dan saya tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Kita hanya bisa berdo’a dan menyerahkan semuanya pada Tuhan saat ini”
Orang tuaku terdiam.
***
Sudah tiga hari aku tak sadarkan diri. Dan selama itu pula Nida dan orang tuaku selalu menemaniku. Juga Deni. Walaupun aku tak sadarkan diri tapi seolah-olah aku dapat mendengar suara orang-orang yang menyayangiku.
“mengapa kamu tidak memberitahukan ini padaku, Nad? Kasihan kamu, harus menanggung penyakit ini seorang diri” suara Nida terdengar. Ia menggenggam tanganku.
Setalah mendengar suara Nida, aku membuka mataku. Mereka sangat senang melihatku telah sadar.
“kamu sudah sadar, Nad. Kamu sudah tiga hari tak sadarkan diri” kata Nida.
Aku tersenyum dan berkata “umurku tidak lama lagi Nid, aku titipkan Deni padamu. Jaga dia baik-baik dan kamu Deni aku mohon sayangilah Nida seperti kau menyayangiku, jagalah dia demi aku” ku satukan tangan mereka. Deni tersenyum padaku.
“tapi Nad?” ucap Nida.
“sudahlah Nida, aku mohon penuhilah permintaan terakhirku ini. Aku tahu kau menyukainya. Aku ingin kau bahagia” aku memberikan senyum terakhirku.
Dan terdengarlah suara alat di sampingku, menandakan aku telah tiada. Senyumku mengantarkanku pergi dari dunia ini.
“Nadaaa....” teriak Nida.
--T.A.M.A.T--
***
Akhir-akhir ini aku sering merasakan sakit di kepalaku. Seperti hari ini, saat aku sedang menjelaskan di depan kelas, kepalaku sangat sakit, tiba-tiba pandanganku buram dan gubrak.... aku pingsan. Teman-teman dan guruku terkejut dan langsung membawaku ke UKS.
Saat aku sadar, Deni dan Nida sudah ada di sampingku.
“syukurlah, kamu sudah sadar” kata Deni.
“aku dimana? Kenapa aku disini?” aku bangkit sambil memegangi kepalaku yang masih sedikit sakit.
“tadi kamu pingsan Nad” kata Deni.
“iya Nad, tadi kamu pingsan saat menjelaskan di depan kelas” Nida menambahkan.
“aku ingat tadi aku menjelaskan di depan kelas, tapi aku tidak ingat lagi setelah itu”
“ya sudah, sekarang kamu istirahat saja” kata Deni.
“iya, Nad” Nisa menambahkan.
***
Karena akhir-akhir ini kepalaku sering sakit, aku memutuskan untuk memeriksakannya ke rumah sakit. Tapi aku tidak memberitahu Nida apalagi orang tuaku. Aku takut mereka mengkhawatirkanku.
“silakan duduk, nak Nada”
“terimakasih dok. Bagaimana hasilnya? Saya baik-baik saja bukan?”
“sebentar” dokter mengamati hasil pemeriksaanku.
“maaf nak Nada sepertinya saya harus memberitahukan ini langsung pada orang tua anda, karena ini sangat serius”
“memangnya kenapa dok? Sampaikan saja pada saya, nanti akan saya sampaikan pada orang tua saya”
“baiklah” dokter menghela napas. “nak Nada anda harus tabah, anda terserang penyakit kanker otak stadium akhir” jelas dokter.
Aku sangat terkejut mendengar penjelasan dokter. Seluruh badanku lemas. Aku belum bisa berkata-kata.
“penyakit ini sangat sukar untuk di sembuhkan, apalagi sudah stadium akhir”
“bagaimana dengan saya dokter?”
“saya hanya bisa memberikan obat untuk memperlambat perkembangan kanker itu, selebihnya kita serahkan pada Tuhan”
Aku menitikkan air mata. Kenyataan ini seperti mimpi.
***
Sekarang aku sering menyendiri dan diam. Ceriaku hilang setelah aku tahu kenyataan ini. Tentu orang yang pertama kali menyadari perubahanku adalah Nida.
“kamu kenapa Nad? Kok jadi diam begini.”
“aku nggak papa kok, cuman gak bersemangat aja”
“bener?”
“iya Nid, kamu tenang aja”
Hampir semua orang bertanya mengapa aku berubah. Mereka heran tidak ada lagi Nada yang ceria, sekarang menjadi Nada yang pendiam. Nida, orang tuaku, Deni dan semua teman-temanku mulai menyadari perubahanku ini. Saat mereka menanyakan hal ini padaku, aku hanya mencari-cari alasan yang masuk akal. Aku tahu, aku telah membohongi mereka semua. Maafkan aku. Aku tahu lambat laun mereka mengetahui penyakitku ini. Tapi sekarang aku belum siap memberitahu mereka, biarlah aku menanggung penyakitku sendiri.
***
Sudah dua bulan aku menyembunyikan penyakitku ini. Aku semakin tersiksa. Aku semakin sering pusing, mimisan, dan pingsan. Orang-orang di sekitarku semakin mencurigaiku, tapi aku masih bisa menyimpan dengan rapat hal ini dari mereka. Sampai suatu saat mama ke kamarku dan ia melihatku sudah tergeletak di lantai dan darah keluar ari hidungku.
Orang tuaku segera membawaku ke rumah sakit terdekat. Aku tek sadarkan diri beberapa hari. Dan saat aku dibawa ke rumah sakit, orang tuaku bertanya tentang keadaanku pada dokter.
“sebenarnya ada apa dok dengan anak saya?” tanya papa.
“iya dok, mengapa seringkali Nada pingsan dan mimisan?” tambah mama.
“maafkan saya bu, saya baru bisa memberitahu bapak dan ibu sekarang” aku memang meminta dokter untuk merahasiakan ini dari siapapun.
“Nada mengidap penyakit kanker otak stadium akhir”
Mamaku langsung menangis nendengar penjelasan dokter. Ia tidak percaya.
Papa berusaha tabah. “bagaimana keadaannya sekarang?”
“kanker otak itu semakin berkembang dan saya tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Kita hanya bisa berdo’a dan menyerahkan semuanya pada Tuhan saat ini”
Orang tuaku terdiam.
***
Sudah tiga hari aku tak sadarkan diri. Dan selama itu pula Nida dan orang tuaku selalu menemaniku. Juga Deni. Walaupun aku tak sadarkan diri tapi seolah-olah aku dapat mendengar suara orang-orang yang menyayangiku.
“mengapa kamu tidak memberitahukan ini padaku, Nad? Kasihan kamu, harus menanggung penyakit ini seorang diri” suara Nida terdengar. Ia menggenggam tanganku.
Setalah mendengar suara Nida, aku membuka mataku. Mereka sangat senang melihatku telah sadar.
“kamu sudah sadar, Nad. Kamu sudah tiga hari tak sadarkan diri” kata Nida.
Aku tersenyum dan berkata “umurku tidak lama lagi Nid, aku titipkan Deni padamu. Jaga dia baik-baik dan kamu Deni aku mohon sayangilah Nida seperti kau menyayangiku, jagalah dia demi aku” ku satukan tangan mereka. Deni tersenyum padaku.
“tapi Nad?” ucap Nida.
“sudahlah Nida, aku mohon penuhilah permintaan terakhirku ini. Aku tahu kau menyukainya. Aku ingin kau bahagia” aku memberikan senyum terakhirku.
Dan terdengarlah suara alat di sampingku, menandakan aku telah tiada. Senyumku mengantarkanku pergi dari dunia ini.
“Nadaaa....” teriak Nida.
--T.A.M.A.T--
Langganan:
Postingan (Atom)